Tuesday, March 31, 2020

Degradasi Norma Ditengah Wabah Corona (Covid-19)


Agus Aswandi

Warga kota Bengkulu memulai kata "Ayo lawan Virus Corona dengan hati".

Saya menjadi merasa beda dan aneh hari ini, semenjak diumumkannya seorang pasien yang meninggal positif Corona (Covid-19) oleh Gubernur pagi tadi, suasana media sosial menjadi heboh, berseliweran poto korban yang positif, padahal setau saya di tempat lain ketika ada pasien dinyatakan positif maka identitas nya di sembunyikan, hanya di sebutkan pasien 00 misal nya, tidak kemudian disebarkan poto nya, tidak kemudian disebarkan organisasinya.

Dan yang lebih aneh lagi, masyarakat pengguna media sosial meniadi seperti kehilangan norma, kenapa saya katakan begitu, seharus nya ketika ada yang meninggal maka sama-sama kita doakan semoga Almarhum diterima disisi Allah SWT, dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan, keihklasan melepas almarhum, ini malah rami-rami memposting poto almarhum, memyebarkan video bahwa almarhum pernah shalat di masjid bersama orang-orang tertentu (dan ternyata itu hoax).

Coba kita terdiam sejenak, dan memabayangkan bagaimana kalau pasien positif covid-19 itu adalah Ayah anda, ibu anda, adik atau kakak kandung anda, kemudian dibuat begitu,...? Saudaraku anda harusnya ikut merasakan sedihnya keluarga yang ditinggalkan, saudaraku kucing kesayangan kita saja meninggal kita sedih, apalagi itu anggota keluarga kita.

Ayo kita tetap menjaga etika kita, toh positif Corona itu bukan lah sebuah aib, seperti penyakit bawahan. Bukan hal yang memalukan seperti kita telah melakukan hal yang bertentangan dengan nilai moral dan hokum, sehingga dengan tegah dan penuh rasa emosial kita eksploitasi menjadi berita yang luarbiasa, dibuat layaknya seperti teroris, atau hal yang memalukan jika terkena, tapi semoga kita senantiasa dijauhkan dari wabah virus corona.

Saudaraku, hari ini ditengah cengkraman Viru Covid-19,  jujur dengan hati semua tidak menginginkan hal tersebut menimpah kita. Mulai dari pejabat, aparat, masyarakat, dan bahkan sekelas kepala negara. Tidak menginginkan hal ini terjadi.

Saudaraku ayo pakai hati nurani, pakai pikiran, ini bencana kita bersama, kita tidak tau entah besok kita atau saudara kita, atau orang-orang terdekat kita yang di nyatakan positif, karena virus corona ini tidak memandang suku, agama, organisasi, partai politik, jenis kelamin, usia, semua bisa terkena.

Saudaraku, Anda tau bahwa pasien yang dinyatakan positif Covid-19 oleh Gubernur Bengkulu tadi pagi melalui siaran pers nya hari ini (Selasa, 31/3/2020) adalah seorang pendakwah, seorang jamaah salah satu organisasi, dia berjalan dari masjid ke masjid, kampung kekampung, menyerukan kepada umat muslim untuk memakmurkan masjid, mengajak umat muslim di sekitar masjid untuk mendirikan shalat secara berjamaah di masjid, mulia sekali saudaraku apa yang didakwah nya, apakah kita sudah lebih baik dari yang almarhum kerjakan?

Ayo evaluasi diri kita saudaraku, karena kita belum tentu lebih baik dari almarhum, mari kita doakan almarhum semoga husnul khatimah, sebagaimana MUI mengingatkan kita (Umat Muslim) korban virus covid-19 tergolong sebagai wabah atau tho'un. Oleh karenanya korban yang meninggal lantaran akibat virus corona tergolong syahid.

Maka, sudahkah kita menyampaikan dan memanjatka doa untuk yang telah meninggal akibat virus corona, agar mereka-mereka diterima amal perbuatan baiknya disisi Tuhan Yme, dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran, kelapangan hati, keikhlas dalam menerima musibah ini.

Dan berkahila para pemimpin umat dan bangsa, juga saudara-saudara kita yang menjadi garda terdepan dalam melawan Virus Corona, tenaga kesehatan, aparat, dan pemrintah. Semoga lindungan Tuhan Yme, selalui menyertai diri kita. Aamiin

Oleh: Agus Aswandi,

No comments:

Lockdown: Upaya Perlindungan Bagi Keselamatan Rakyat

Oleh: Medio Yulistio, SE Melihat grafik kenaikan korban virus  Corona (Covid-19) di Indonesia ini sungguh mengkhawatirkan. Laju tumbu...